Jumat, 05 Juni 2015

Tata Nama Haloalkana dan Pembuatan

Haloakana merupakan salah satu dari turunan alkana. Haloalkana banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk industri, contohnya kloroform untuk anestetik, halon untuk pemadam api dan freon-11 untuk refrigeran. Berikut ini tata nama untuk senyawa haloalkana.

Tata Nama
A. Tata Nama IUPAC
Langkah pertama adalah penentuan rantai induk, jika ada beberapa rantai karbon, maka yang terpanjang dan mengandung atom halogen adalah rantai induknya. Setelah rantai induknya ditemukan berikutnya diberi nomor dari ujung rantai sedemikian rupa hingga posisi atom halogen mendapat nomor terkecil. Untuk rantai yang mengandung beberapa atom halogen, maka prioritas penomorannya urut mulai F, Cl, Br dan I.
Contoh:
1) CH3 − CH2 − Cl

Rantai induknya mengandung 2 atom C (ingat etana), kemudian terdapat atom halogen yaitu Cl (kloro). Jika diberi nomor, maka C yang yang terdapat atom Cl menjadi nomor satu dan sebelah kirinya menjadi nomor 2. Sehingga nama untuk senyawa di atas adalah 1 - kloroetana.

2) CH2 − CH2
    |        |
    Cl       Cl

Rantai induknya terdapat 2 atom C (ingat etana), terdapat dua buah Cl (dikloro) masing-masing berurutan di nomor 1 dan 2, sehingga nama yang tepat adalah 1, 2 - dikloroetana.

B. Nama lazim
Nama lazim monohaloalkana adalah alkilhalida, sebagai contoh CH3 − CH2 − Cl nama lazimnya adalah etilklorida dan CH3 − CHBr − CH3 namanya isopropil klorida.
Pembuatan
Haloalkana dapat dibuat dengan reaksi substitusi dan reaksi adisi.
A. Reaksi Substitusi: reaksi penggantian satu atom ataupun gugus atom dalam suatu molekul oleh sebuah atom lain. Contoh:
CH3 − CH3 + Cl2 → CH3 − CH2 − Cl

Pada reaksi di atas, atom hidrogen digantikan oleh atom klor.

B. Reaksi Adisi: reaksi pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Contoh:
CH2 = CH2 + Cl2 → CH2Cl − CH2Cl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar